Tampilkan postingan dengan label Fiali Ajiansyah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fiali Ajiansyah. Tampilkan semua postingan

Cita-cita Anak-Anak TKJ B Berdasarkan Gaya Foto Mereka


Enak kali ya.. punya cita-cita yang sejak kecil kita idam-idamkan dan bisa terwujud ketika kita telah dewasa. Sebuah hal yang sangat membanggakan bukan? Bisa jadi dokter, jadi pilot, jadi guru atau menjadi apapun sesuai dengan keinginan kita saat kita masih kanak-kanak dulu.

Dan saya mungkin adalah satu-satunya orang yang kurang beruntung dalam mencita-citakan sesuatu. Betapa tidak? Cita-cita saya dari kecil adalah pengen jadi ganteng. Bisa dibayangin, ketika yang lain ingin jadi dokter mereka tinggal melanjutkan ke jurusan kedokteran, yang ingin jadi pilot mereka tinggal melanjutkan ke jurusan penerbangan, atau yang jadi guru mereka tinggal melajutkan ke pendidikan profei guru. Nah saya? Sampai sekarang saya belum menemukan yang namanya sekolah kegantengan.

Punya cita-cita itu hak semua orang, semua orang berhak buat bermimpi. Berikut ini mungkin adalah cita-cita yang dimiliki oleh teman-teman yang saya terawang dari foto-foto mereka, jadi maaf-maaf saja kalo asal jeplak. Hehe.

Eko Toto bercita-cita menjadi Tukang Las
Kenang bercita-cita menjadi Anak Rebel

Deni bercita-cita menjadi Atlet Berprestasi

Fiali bercita-cita menjadi Koki
Mega bercita-cita menjadi Manusia Plastik

Amir bercita-cita menjadi Musisi

Arisno bercita-cita menjadi rapper

Amin Mustofa bercita-cita menjadi Militer


Estiani Wahyuningsih bercita-cita menjadi Tukang Ojek Payung

Fiali KM 182

Fiali KM 182

Sinopsis:

Fiali adalah seorang pemuda pengangguran yang sedang dalam perjalanan pulang dari acara reuni alumni STM yang diadakan di rest area hanya karena ada diskon Bakso Aci + bonus stiker Naruto.

Namun nasib berkata lain.

Mobil travel yang ditumpanginya mogok di tengah jalan tol tepat di KM 182. Bukan Cipali. Tapi entah kenapa Google Maps menunjukkan lokasi sebagai Fiali KM 182, seolah-olah tempat itu diberi nama sesuai dengan dirinya.

Anehnya, setiap penumpang yang turun untuk buang angin atau beli ciki di warung darurat langsung menghilang tanpa jejak. Sisa penumpang hanya tinggal tiga orang:

  • Seorang bapak-bapak yang ngaku-ngaku mantan aktor sinetron tahun 90-an
  • Seorang ibu muda yang terus mencari colokan powerbank, padahal di tengah tol
  • Dan tentu saja… Fiali, yang perlahan sadar bahwa dia mungkin bukan sekadar penumpang biasa

Di rest area misterius itu, Fiali menemukan papan bertuliskan:

“Selamat datang di Fiali KM 182. Masuk boleh. Keluar? Wani Piro?”

Berbagai kejadian aneh pun terjadi:

  • Mesin ATM yang hanya mengeluarkan uang mainan
  • Toilet yang pintunya tidak bisa dibuka dari dalam, kecuali kamu hafal lirik lagu Peterpan
  • Dan gerobak cilok yang bisa bicara dan tahu nama lengkap Fiali

Fiali pun harus mencari tahu:

  • Apakah tempat ini nyata atau bagian dari mimpi buruk akibat tidur kekenyangan di mobil?
  • Kenapa setiap papan petunjuk selalu mengarah ke warung kopi tapi tidak pernah sampai?
  • Dan yang paling penting… apakah ia bisa keluar dari Fiali KM 182 sebelum dirinya menjadi bagian permanen dari rest area tersebut?

Fiali KM 182 – film thriller absurd spiritual misterius dengan bumbu rasa tol, rest area, dan kenyataan yang mulai retak. Tayang di bioskop atau di rest area yang sinyalnya full tapi BBM centang satu.