Singkat cerita, setelah sebelumnya sempat bersusah payah berenang melintasi genangan air akibat banjir setinggi leher (leher bebek maksud gue), akhirnya busway yang kami tumpangi sampai juga ke tempat pemberhentian terakhir. Di sana kami pun di sambut mesra oleh antrian panjang. Gue yang dari tadi kebelet menahan pipis pun langsung ngibrit ke toilet. Yap... bisa ditebak, di toilet pun banyak yang pada ngantri. Kalo tau bakalan kaya gini, mending gue tadi bawa toilet sendiri dari rumah.
Anyway, entah secara kebetulan atau ga, lagi-lagi kami dipertemukan dengan sesuatu yang bikin otak yang udah pada agak sedikit geser ini gatel untuk tertawa. Kali ini kami menemukan 3 wanita berkulit gelap dengan rambut keriting yang turut mengantri tepat di depan rombongan kami. Entah apa yang ada di pikiran kami masing-masing, sampe-sampe kami pun kompak untuk menahan cengengesan sambil saling menatap mata masing-masing seolah sedang mengisyaratkan bahwa "Woii...!!! Liat deh 3 orang ini deh...". Sebenernya bukan apa-apa, kalo boleh jujur kenapa gue bisa ketawa? Entah kenapa waktu gue liat wanita tadi, tiba-tiba gue malah keingetan sama teman kami yang sekarang ga tau kabarnya. Namanya Aminudin, tapi lebih populer dengan sebutan "Magreh". Koq muka mereka mirip ya? Mungkinkah 3 orang tadi masih sodara sama si Aminudin? Kalo iya, koq si Aminudin ga ikut ya?
Setelah berhasil masuk, di sana kami ga langsung menuju ke lokasi pantai. Sebab kami masih menunggu teman kami yang bernama Handy. Sambil menunggu, tiba-tiba Mun berkata, "Eh, kalian tau ga? Sekarang badan Handy tambah melar lho... malah melebihi Gendon". Tapi sayang perkataan tersebut ga begitu dihiraukan, karena kesibukan masing-masing. Ada yang lagi sibuk foto-foto, ada yang lagi sibuk nyari toilet, ada yang sibuk memandangi cewe-cewe, dan ada pula yang sibuk ngupil.
Akhirnya ga lama kemudian, orang yang ditunggu-tunggupun datang juga. Dan kehadirannya berhasil bikin sebagian dari kami shock. Gue aja sampe terkaget-kaget liat sosok yang baru tiba itu. Gue udah berusaha buat bangun tapi gagal, astaga...!!! Ini bukan mimpi. Ternyata apa yang tadi dikatakan Mun benar, badan Handy sekarang telah berubah jadi kaya karung isi beras, yang bikin beda Handy ada rambutnya, karung beras ga. Mungkin gara-gara dia sering berlama-lama berendam dalam minyak tanah, sampe-sampe dia keasyikan dan lupa mengangkat dirinya sendiri kali ya.
Bersambung ke sini
Walking-walking ke Ancol (Episode 2)
4/
5
Oleh
Omet